Bagaimana kabarmu disana? Sudah sekian lama aku tak mendengar suaramu sahabatku. Masihkah banyak kau simpan cerita seperti kemarin? Ataukah masih sering terbawa perasaan seperti yang dulu? Hahaha, aku masih ingat bagaimana semuanya bisa membuatmu sangat bingung hanya ketika kau menghadapi suatu masalah kecil yang ku dan kau sebut perasaan. Aku tahu semuanya bisa dengan sangat cepat mmeluluhlantakkanmu, tapi kemudian aku akan berbisik kau harus kuat. Terima kasih untuk semua itu, jawabmu..
Kupikir sekarang kau sedang bersedih dan bergalau ria. Tak apa kawan. Kau mungkin memang harus melewati masa-masa itu agar kau dapat belajar. Aku tahu betul bagaimana keadaanmu saat ini. Merasa terasing bukan? Merasa semuanya begitu jauh, semuanya begitu membebanimu? Ah, baiklah... Aku memahaminya. Kau sedang merindukan adikmu bukan? Yang selalu saja ribut denganmu. Yang selalu saja dibangga-banggakan hingga terkadang kau iri padanya, yang sering memarahimu seolah tak mempedulikan kau itu kakaknya, dan sepantasnya dia memanggilmu begitu, bukannya dengan nama kecilmu yang tidak kau suka. Tahukah kau kenapa kau merindukanya? Menurutku karena ia sering ribut denganmu untuk menyita perhatianmu padanya. Kupikir dia mengagumimu jauh di lubuk hatinya sampai satu ketika kau tahu kan? Dia bercerita tentangmu di hadapan semua orang tentang bagaimana kakaknya yang hebat itu menjadi sebuah inspirasi baginya. Bagaimana ia begitu ingin menyaingimu tapi ia menganggap kau terlalu sempurna. Atau mungkin karena ia memanggilmu dengan nama kecilmu hanya agar kau mengerti ia ingin kau dan dia berbeda. Dia tidak mau sama dengan adik-adikmu yang lain yang juga memanggilmu kakak. Yang juga kau panggil adik. Dia ingin menjadi adikmu yang spesial, yang mempunyai hubungan khas denganmu. Yang hanya ingin kau seutuhnya disana ketika ia menangis. Ia ingin kau selalu melindunginya.
Atau mungkin kau sedang memikirkan kedua kakakmu? Yang begitu sering memarahamimu? Hahahha, mereka sangat cerewet. Katamu ketika itu padaku. Terkadang hal-hal yang menurutmu tidak penting pun mereka permasalahkan. Yang begitu menyebalkannya melarangmu berteman dengan sahabat-sahabatmu dan membatasi semua gerak-gerikmu. Atau, oiya, aku hampir lupa. Yang terkadang terlalu berlebihan menghubungimu padahal ketika kau merasa benar-benar membutuhkan mereka, mereka tak ada di sampingmu? Hei.., kau ingin tanya pendapatku? Menurutku mereka hanya begitu menyayangimu. Dia memarahimu untuk mengingatkanmu bahwa lingkungan akan jauh lebih menyakitimu jika mereka tidak melatih mentalmu sebelumnya.
Mereka memanjakanmu! Percayakah kau padaku? Aku masih ingat ketika kau merasa sangat senang mereka memberimu rompi dan baju hangat yang sangat kau sukai. Tetapi kemudian kau kehilangan rompi itu sampai menangis semalaman. Mereka memarahimu lagi, tapi sadarkah kau apa yang sebenarnya mereka lakukan? Mereka ingin kau tak terus menerus menangisi segala sesuatu yang harus pergi meskipun kau sangat menyayanginya. Mereka ingin membuat adiknya kuat. Itu hanya hal yang sangat sederhana dibandingkan hal-hal yang harus kau lepas meskipun sangat kau sukai nanti. Mereka tidak memberimu cokelat saat valentine kecuali kau memintanya? Ya, itu karena mereka tahu, mereka mengenal bahwa adiknya tidak begitu suka cokelat. Mereka mengenalmu sampai hal sekecil itu. Mereka yang terakhir kali mengucapkan selamat ulang tahun padamu, tapi mereka yang pertama kali ada saat kau merasa terjatuh dan menangis. Mereka memang memberi komentar pedas tentang pekerjaanmu, memerintah dan menegaskan kesalahanmu? Tahukah kau mereka hanya ingin kau menjadi yang terbaik, mereka tak ingin orang-orang menganggapmu remeh hanya karena kesalahan kecil yang mereka tahu tidak sengaja kau lakukan.
Mereka menerimamu sebagai adik mereka apa adanya. Tapi orang-orang menuntut lebih dari itu sahabatku. Mereka menginginkan kesempurnaan. Justru di saat kau menangis letih, ketika kau sakit, ketika kau ingin menyerah, mereka lebih terpukul darimu. Tahukah kau merkea mendoakanmu dimanapun mereka berada? Tahukah kau betapa mereka ingin menguasai semua pelajaranmu agar mereka sanggup mengajarimu tentang hal itu? Dan mengenai sahabatmu. Kupikir mereka hanya ingin membuka matamu bahwa terkadang kau terlalu lugu. Yang mudah saja percaya kepada orang lain tanpa berpikiran buruk terhadap mereka. Justru orang-orang itu akan menyakitimu pada akhirnya. Mereka ingin kau sadar akan hal itu. Mereka tdak ingin lagi melihatmu menangis ketika dulu teman-temanmu menyakitimu bertubi-tubi. Ketika mereka tahu, kau tidak salah, hanya saja orang- orang yang kau sebut teman itu tak sanggup menerima kejujuranmu, mereka tak sanggup menerima hati tulusmu, mereka terlalu munafik untuk menganggap mereka itu sempurna, dan mirisnya kau malah terkadaang lebih meyakini orang-orang seperti itu daripada mereka. Tapi tenanglah. Pundak mereka akan selalu ada untukmu.
Atau kau merindukan masakan ibumu? Yang entah kenapa selalu membuat perutmu hangat meskipun itu disajikan dingin? Yang selalu terlihat spesial sesederhana apapun itu? Ya terkadang memang ia sangat meyebalkan. Tidak memberimu waktu untuk pergi bermain bersama teman-temanmu. Tidak memperbolehkanmu melakukan hal-hal yang kau suka. Atau selalu membandingbandingkanmu dengan orang lain.
Tahukah kau kawan? Semua hal itu tak membuatku lupa betapa baiknya dia. Saat ia tidak memperbolehkanmu kemana-mana ia hanya ingin kau berada di dekatnya selama mungkin. Selama ia bisa, ia berharap dapat melihatmu setiap detik. Ia ingin memastikan apakah kau sudah makan. Ia ingin merapikan rambutmu. Ia ingin melihatmu tertidur dan tertawa di dekatnya selama ia bisa. Ia tidak pernah melarang hal-hal yang baik yang akan kau lakukan. Hanya saja terkadang seperti yang aku katakan tadi kau sangat lugu untuk mengetahui mana yang baik dan yang buruk untukmu. Berapa tahun kau telah mengenal dirimu sendiri? Berapa tahun? Tujuh? Sepuluh? Atau delapan belas tahun? Dia mengenalmu sembilan bulan lebih daripada waktumu! Ia mengenalmu semenjak kau merupakan sebuah titik yang dipercayakan Tuhan di rahimnya. Ia mengenal proses perubahanmu seutuhnya. Kau harus mengerti itu. Dia hanya memberimu arah, bukan menginginkanmu jadi orang lain. Jika ada orang yang benar-benar mencintaimu apa adanya sampai akhir hayatnya, dialah yang kau cari. Tak ada yang sekuat itu menerimamu dalam kondisi apapun.
Aku hanya berpikir kemungkinan lain kau ingin melihat ayahmu pulang di depan pintu rumah. Menyambutnya dengan pelukan dan bercerita bagaimana hari ini telah berlalu. Ia akan sesegera mungkin menggendongmu ketika kau masih kecil meskipun ia sangat lelah dan memberikan roti kecil yang seharusnya ia makan saat beristirahat sejenak dalam pekerjaanya. Kau tahu kan? Selain sebagai roti kegemaranmu, roti itu juga kegemaran ayah? Tapi ia tidak memakannya karena ia tahu putri kecilnya di rumah akan tertawa sembari memakan roti itu dan meneguk air hangat seduhan ibunya. Dan sekarang? Ia tak pernah berhenti melakukanya. Ia tetap menopangmu meskipun ia terpukul melihatmu gagal atau menangis. Ia ingin putri kecilnya tahu ayah akan selalu ada di depan pintu rumah untuk menggendongmu. Ayah tidak pernah mengajariku belajar, ia tidak pernah memikirkan perencanaan ke depan, ia sering beradu pendapat denganmu dan meledekmu di depan saudara saudarimu. Ia mengerti betapa ilmunya tidak mampu mengajarimu. Tapi ia berusaha keras mengajarimu bagaimana caranya belajar. Ia tidak memiliki sederetan gelar yang akan ia banggakan padamu, karenanya ia hanya ingin mengajarimu bagaimana hidup itu akan begitu mengasahmu. Ayah tidak ingin memandang terlalu jauh ke depan karena melihatmu berdiri tegar saja setiap hari sudah merupakan karunia yang tak ternilai baginya. Ia sering beradu pendapat denganmu karena ia sangat takut untuk membiarkanmu teriris oleh tindakanmu sendiri. Ia tidak sanggup melihatmu terkulai lemah atau berbuat kesalahan yang mungkin pernah ia lakukan di masa mudanya dulu. Setidaknya dia ada untuk mengajarimu tidak melakukan kesalahan. Ia ingin membuatmu kuat dengan meledekmu di hadapan orang lain. Agar kau dapat membuktikan perubahan-perubahan besar yang kau lakukan di hadapan mereka.
Kawan, surat ini telah begitu panjang. Semua pertanyaan yang kuajukan hanya kau sendiri yang dapat menjawabnya. Surat ini aku kirimkan dengan ucapan "Selamat natal". Semoga damai natal besertamu sahabatku. Mungkin aku membutuhkan waktu yang lebih banyak lagi untuk menuliskan apa yang seharusnya aku katakan padamu. Begitu banyak hal yang ingin aku ungkapkan. Terimakasih untuk telah membaca surat kecil ini sebentar saja. Kuharap kau selalu bercerita padaku lagi saat kau membutuhkannya. Karena aku akan selalu ada disini untukmu.....
Regrads,
Your Little Heart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar