Senin, 13 Mei 2013

DNS & DHCP, My Homework, Just Please part 3

        Sebelum berperang sebaiknya seseorang mengenal musuh dan tempat bertarungnya terlebih dahulu <sebuah pepatah Cina>. Karena itu sebaiknya sebelum berperang melawan sebuah kubu bernama topologi pada pembelajaran mengenai DNS dan DHCP berikut ini, sebaiknya kita "berkenalan" dahulu dengan mereka. Baiklah, "Selamat siang Om DNS dan Tante DHCP? Minta nomor IP nya dong" *krik-krik
         Tak perlu berlama-lama lagi mari kita kupas tuntas modul 3 ini mengungkap fakta dan realita yang ada di dalamnya, kita kupas tuntas setajam silet...
  
       Apakah DNS dan DHCP itu? DNS adalah sebuah layanan yang terdistribusi. Tiap – tiap DNS server bertanggung jawab atas domain-domain dibawah otoritasnya. Elemen dasar dari domain yang dituliskan dalam konfigurasi DNS server adalah Resource Records (RR). Apa saja yang terdapat di dalamnya?

a.       Name Server Records
Digunakan untuk menyimpan informasi tentang DNS server yang menyimpan salinan zone set dari :

                   RR IN NS ns.example.com. 
                   ns IN A 10.252.108.53)

b.      Mail Exchange Records
Digunakan untuk menyimpan informasi tentang email server yang ada di dalam sebuah domain. Formatnya adalah sebagai berikut: [domain-name] IN MX [Preference][Exchange]
Dimana preference adalah 16 bit integer yang menunjukkan preferences dari suatu domain dengan domain lainnya. Semakin kecil nilainya maka preferencesnya semakin bagus.
Exchange adalah domain yang akan menangani mail exchange untuk owner name:


              IN MX 10 mail.example.com.
              mail    IN    A       10.252.108.234

c.       Address Records
Addres Records adalah field yang menunjukkan alamat Ipv4. Nama owner akan ekuivalen dengan IP address yang didefinisikan setelah record A. Records ini menyatakan pemetaan dari alamat IP ke hostname misalnya : www  IN  A 10.252.108.234

d.      WKS (Well Knows Service)
WKS (Well Knows Service) merupakan service yang menggambarkan atau mendeskripsikan well known service itu didukung oleh sebuah protocol yang jelas pada sebuah alamat yang spesifik.

e.      HINFO (Host INFOrmation)
Informasi host mendeklarasikan informasi singkat tentang hardware dan dan sistem operasi yang digunakan pada suatu hostname. Misalnya : Format [host] IN HINFO hardware software

f.        Alias Records
Digunakan untuk membuat nama alias dari daftar A record yang telah ditulis sebelumnya.
CNAME, Canonical Name for Alias adalah record yang menjelaskan primaryname untuk owner. Nama ownernya disebutkan dalam alias. Formatny adalah: CNAME
mail     IN    CNAME  www


Lalu bagaimana dengan DHCP? DHCP memiliki beberapa tahapan di dalamnya, antara lain;
        
a.       DHCP DISCOVER
               DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.

b.      DHCP OFFER
           Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.

c.       DHCP REQUEST
             Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.

d.      DHCP ACK
      DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

e.      DHCP Scope
                  DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope

f.        DHCP Lease
                 DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagaiReservation

             Pada DHCP, Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:

  •  DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
  • DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
  • DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
  • DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
      Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
kelebihan dan kekurangan penggunaan IP dinamis dibanding dengan IP statis!

IP Dinamis
dalam pemberian IP lebih mudah. Karena tidak harus memberikan IP pada komputer  akan mendapatkan IP secara otomatis setiap komputer menyala.

IP Statis
Apabila menggunakan IP statis, maka IP yang digunakan oleh PC akan tetap. Tidak akan berubah, sehingga apabila mau sharing data/printer lebih praktis.



Lalu apa contoh permasalahan dalam DNS dan DHCP yang sekiranya bisa dipraktekkan sebagai bahan pembelajaran? Nah, misalkan saja terdapat sebuah topologi jaringan seperti berikut ini :


         Kita diminta memberikan nama pada komputer dan router sesuai dengan topologi di atas, maka kita mulai dengan  membuat switch. Switch misalnya  dibuat dengan modul3.sh dengan nama switch adalah switch1 dan switch2. Langkah yang digunakan dalam membuat switch adalah dengan mengetikkan pada terminal perintah berikut ini:

#switch
uml_switch -unix switch1 > /dev/null &
uml_switch -unix switch2 > /dev/null &

   Setelah itu, jalankan perintah sh jarkom3.sh maka switch akan terbentuk. Untuk membuat host dan router dengan membuat file jarkom3.sh, pertama-tama jalankan perintah dengan menggunakan sintaks berikut :


        Lalu apa yang kemudian pertama kali di lakukan? Yang pertama kali dilakukan ialah menginstall hal-hal di bawah ini :
  •        bind9  server dan slave (bisma) 
  •        dnsutils host dan server
  •        dhcp3-server 


Setelah menginstall pada tempat diatas, sekarang masuk kedalam server yang menangani domain besar bernama klp14.jarkom.com. Pemberian nama pada computer akan dilakukan pada server Krishna ini, yaitu dengan cara mengedit /etc/bind/name.conf.local nano /etc/bind/name.conf.local

Setelah menginstall pada tempat diatas, sekarang masuk kedalam server Krishna yang menangani domain besar  bernama klp14.jarkom.com. Apa yang dilakukan pada server?

Kemudian lakukan pengaturan pada  /etc/bind/name.conf.local melalui :

            nano /etc/bind/name.conf.local

zone "klpb14@jarkom.com"{
type master;
file "/etc/bind/klpxx.jarkom.com.db";
allow-transfer {172.16.0.2;} //ip server
forwarders{
10.151.71.122;
10.151.71.126;
};
};

zone "dns.klpbxx.jarkom.com"{
type master;
allow-transfer {172.16.0.2;};
file "/etc/bind/klp14.jarkom.com.db";


Lalu, untuk setiap interface, ikuti nomor IP yang ada di topologi seperti berikut:





























Demikianlah pembelajaran singkat sekaligus laporan resmi mengenai DNS dan DHCP yang telah kami bangun, semoga bermanfaat. Ganbatte!