Sebelum berperang sebaiknya seseorang mengenal musuh dan tempat bertarungnya terlebih dahulu <sebuah pepatah Cina>. Karena itu sebaiknya sebelum berperang melawan sebuah kubu bernama topologi pada pembelajaran mengenai DNS dan DHCP berikut ini, sebaiknya kita "berkenalan" dahulu dengan mereka. Baiklah, "Selamat siang Om DNS dan Tante DHCP? Minta nomor IP nya dong" *krik-krik
Tak perlu berlama-lama lagi mari kita kupas tuntas modul 3 ini mengungkap fakta dan realita yang ada di dalamnya, kita kupas tuntas setajam silet...
Apakah DNS dan DHCP itu? DNS
adalah sebuah layanan yang terdistribusi. Tiap – tiap DNS server bertanggung jawab
atas domain-domain dibawah otoritasnya. Elemen dasar dari domain yang
dituliskan dalam konfigurasi DNS server adalah Resource Records (RR). Apa saja yang terdapat di dalamnya?
a. Name Server Records
Digunakan untuk
menyimpan informasi tentang DNS server yang menyimpan salinan zone set dari :
RR IN NS ns.example.com.
ns IN A 10.252.108.53)
b. Mail Exchange Records
Digunakan untuk
menyimpan informasi tentang email server yang ada di dalam sebuah domain. Formatnya adalah sebagai berikut:
[domain-name] IN MX [Preference][Exchange]
Dimana preference adalah 16 bit integer yang menunjukkan preferences dari suatu domain
dengan domain lainnya. Semakin kecil nilainya maka preferencesnya semakin
bagus.
Exchange adalah domain yang akan menangani mail exchange untuk owner name:
IN MX 10
mail.example.com.
mail IN
A 10.252.108.234
c. Address Records
Addres Records adalah field yang menunjukkan alamat Ipv4.
Nama owner akan ekuivalen dengan IP address yang didefinisikan setelah record
A. Records ini
menyatakan pemetaan dari alamat IP ke hostname misalnya : www IN A 10.252.108.234
d.
WKS (Well Knows
Service)
WKS (Well Knows Service) merupakan service yang
menggambarkan atau mendeskripsikan well known service itu didukung oleh sebuah
protocol yang jelas pada sebuah alamat yang spesifik.
e.
HINFO (Host
INFOrmation)
Informasi host mendeklarasikan
informasi singkat tentang hardware dan dan sistem operasi yang digunakan pada
suatu hostname. Misalnya : Format [host] IN HINFO hardware
software
f.
Alias Records
Digunakan untuk
membuat nama alias dari daftar A record yang telah ditulis sebelumnya.
CNAME, Canonical Name for Alias adalah record
yang menjelaskan primaryname untuk owner. Nama ownernya disebutkan dalam alias.
Formatny adalah: CNAME
mail IN CNAME
www
Lalu bagaimana dengan DHCP? DHCP memiliki beberapa tahapan di dalamnya, antara lain;
a.
DHCP
DISCOVER
DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk
mencari DHCP Server yang aktif.
b.
DHCP OFFER
Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP
server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
c.
DHCP REQUEST
Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah
satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
d.
DHCP ACK
DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan
mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan
menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui
basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki
alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
e.
DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat
disewakan kepada DHCP client.
Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah
alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP
Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan
alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam
DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari
DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering
terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope
f.
DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP
yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat
dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan
beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam
Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering
disebut sebagaiReservation
Pada DHCP, Client akan
mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam
proses empat langkah berikut:
- DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
- DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
- DHCPREQUEST:
Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu
alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
- DHCPACK:
DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan
paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan
menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya)
kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien
selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan
karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi
jaringan.
Empat tahap
di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang
sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang
sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas
lebih cepat prosesnya.
kelebihan
dan kekurangan penggunaan IP dinamis dibanding dengan IP statis!
IP Dinamis
dalam pemberian IP
lebih mudah. Karena tidak harus memberikan IP pada komputer akan
mendapatkan IP secara otomatis setiap komputer menyala.
IP Statis
Apabila menggunakan
IP statis, maka IP yang digunakan oleh PC akan tetap. Tidak akan berubah,
sehingga apabila mau sharing data/printer lebih praktis.
Lalu apa contoh permasalahan dalam DNS dan DHCP yang sekiranya bisa dipraktekkan sebagai bahan pembelajaran? Nah, misalkan saja terdapat sebuah topologi jaringan seperti berikut ini :
Kita diminta memberikan nama pada
komputer dan router sesuai dengan topologi di atas, maka kita mulai dengan membuat
switch. Switch misalnya dibuat dengan modul3.sh dengan nama switch adalah
switch1 dan switch2. Langkah yang digunakan dalam membuat switch adalah dengan mengetikkan pada terminal perintah berikut ini:
#switch
uml_switch -unix switch1 > /dev/null &
uml_switch -unix switch2 > /dev/null &
Setelah itu, jalankan perintah sh jarkom3.sh maka switch akan terbentuk. Untuk membuat host dan router dengan membuat file jarkom3.sh, pertama-tama jalankan perintah dengan menggunakan sintaks berikut :
Lalu apa yang kemudian pertama kali di lakukan? Yang pertama kali dilakukan ialah menginstall hal-hal di bawah ini :
- bind9 server dan slave (bisma)
- dnsutils host dan server
- dhcp3-server
Setelah menginstall pada tempat diatas, sekarang masuk kedalam server yang menangani domain besar bernama klp14.jarkom.com. Pemberian nama pada computer akan dilakukan pada server Krishna ini, yaitu dengan cara mengedit /etc/bind/name.conf.local nano /etc/bind/name.conf.local
Setelah menginstall pada tempat diatas, sekarang masuk kedalam server Krishna yang menangani domain besar bernama klp14.jarkom.com. Apa yang dilakukan pada server?
Kemudian lakukan pengaturan pada /etc/bind/name.conf.local melalui :
nano /etc/bind/name.conf.local
zone "klpb14@jarkom.com"{
type master;
file "/etc/bind/klpxx.jarkom.com.db";
allow-transfer {172.16.0.2;} //ip server
forwarders{
10.151.71.122;
10.151.71.126;
};
};
zone "dns.klpbxx.jarkom.com"{
type master;
allow-transfer {172.16.0.2;};
file "/etc/bind/klp14.jarkom.com.db";
Lalu, untuk setiap interface, ikuti nomor IP yang ada di topologi seperti berikut:
Demikianlah pembelajaran singkat sekaligus laporan resmi mengenai DNS dan DHCP yang telah kami bangun, semoga bermanfaat. Ganbatte!