"There's so much they hold and just like them old stars. I see that you've come so far to be right where you are. How old is your soul? I won't give up on us even if the skies get rough. I'm giving you all my love i'm still looking up.."
Suatu ketika seorang remaja bertanya kepada ayahnya, “ayah, kenapa tetangga kita yang hanya memiliki pekerjaan yang sama dengan ayah memiliki mobil yang lebih mewah dibanding kita, dan memiliki rumah yang lebih mewah dibanding kita?”
Ayahnya tersenyum bijak, dan mengelus kepala anaknya,”kau benar nak, ayah dan ayah mereka memiliki pekerjaan yang sama dan memiliki gaji yang sama besar, dan mereka memiliki mobil dan rumah yang lebih mewah dibandingkan kita.”
Ayahnya menarik nafas,
“namun pernahkah kau menyadari bahwa mobil mewah mereka itu hampir tidak pernah dipergunakan untuk berkendara, malahan mereka lebih memilih untuk menggunakan angkutan umum pada saat liburan keluarga. Sementara kita hampir selalu menggunakan mobil kita setiap minggu, dan untuk mengantarkanmu beserta adikmu kala kalian ingin bepergian, ayah tidak pernah menolak untuk menjemput kalian, ataupun mengantar kalian kemana saja yang kalian inginkan. Yah, tentu saja akan lebih boros pastinya, namun ayah tidak memerlukan mobil mewah, ayah hanya ingin mobil sederhana yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita.”
Ayahnya tersenyum lagi.
“begitu juga dengan rumah mewah, memang rumah kita lebih sederhana dibandingkan mereka, namun pernahkah kau berpikir apa saja yang terhidang di meja makan mereka dibandingkan dengan apa yang terhidang di meja makan kita? Coba sebutkan makanan yang belum pernah kau cicipi di kota kita ini dan coba bandingkan dengan anak dari keluarga mereka, apakah mereka pernah menyantapnya? Dan yah, ayah juga tidak perlu rumah mewah, ayah hanya butuh rumah yang bisa melindungi kita dari siang, dan dinginnya malam. Karena ayah lebih memilih untuk menyekolahkan kalian di sekolah terbaik di kota ini, ya mereka memang memiliki rumah yang mewah, namun sayangnya anaknya hanya bersekolah di sekolah yang kurang baik.”
“hidup adalah tentang menetapkan suatu prioritas , dan secara konsisten selalu menetapkannya sebagai suatu prioritas yang mutlak dalam hidup. Ayah tidak berkata bahwa apa yang kita lakukan lebih baik dan lebih terpuji dibandingkan mereka, namun ayah ingin menyampaikan bahwa engkau harus menemukan apa hal yang paling kau hargai dalam hidup, hal yang akan kau letakkan pada daftar teratas hidupmu, hal yang akan secara konsisten, terus-menerus kau perjuangkan, tak perduli apa kata orang. Ya, hidup adalah tentang itu, dan tentang itu saja. Untuk terus menerus memperjuangkan nilai yang kau anggap sebagai hal paling penting, sebagai hal yang paling tidak bisa diabaikan dalam hidup.”
“Dan bagi ayah sejauh ini, hal yang paling penting untuk diperjuangkan, hal yang berada pada daftar teratas adalah keluarga. Ya, bohong jika ayah katakan ayah tidak menginginkan rumah yang lebih indah, atau mobil yang lebih mewah, namun ayah menyadari kemampuan ayah, dan dengan pendapatan yang ayah terima, ayah hanya boleh memiliki sedikit pilihan. Dan buat ayah secara pribadi, itu bukanlah pilihan yang sulit tentunya.” Jawab ayahnya sambil tersenyum lagi.
“jika ayah disuruh memilih antara menyekolahkanmu di sekolah terbaik dan memberikanmu makanan terbaik, mainan yang kau suka, liburan yang kau senangi, dibandingkan dengan mobil mewah dan rumah indah, maka tak ragu lagi ayah akan memilih pilihan pertama. Mobil akan usang ditelan waktu, mesinnya akan aus, dan lama kelamaan akan rusak, begitu juga rumah, semakin lama akan semakin dirusak oleh jamur dan hujan, serta terik matahari. Lagipula, manakah yang lebih penting? Pengendara mobil atau mobil itu sendiri? Rumah, atau penghuni rumah itu sendiri? Kita hanya menuai apa yang telah kita tabur, dan kita hanya mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang kita kerjakan, terlalu naif jika ayah memberikanmu kehidupan yang pas-pasan, makanan yang kurang baik, dan kemudian menuntutmu untuk memberikan prestasi terbaikmu, yang bisa kau berikan. Ya, ayah memberikanmu yang terbaik, yang ayah bisa berikan, dan ayah menyerahkan segalanya kepadamu, untuk menjadi seorang yang terbaik yang bisa kau capai”
Si anak termenung lalu bertanya
“namun ayah, bagaimana kita tahu apa hal yang paling penting dalam hidup kita? Bagaimana kita tahu apa yang harus kita letakkan pada daftar paling atas hidup kita?”
Ayahnya mengelus rambut remaja itu,
“tanya hatimu anakku, tanya hatimu,… seringkali orang mengabaikan hatinya dalam mengambil suatu keputusan. Sebuah legenda mengatakan bahwa manusia itu terdiri dari tiga bagian, naluri adalah bagian pertama yang tersisa dari kita setelah kita berevolusi dari nenek moyang kita dahulu, pikiran sebagai bagian ke dua adalah hal yang kita peroleh sebagai suatu hak eksklusif dari Allah, dan bagian ketiga adalah hati nurani, sesuatu yang tersisa dari kita ketika kita diusir dari surga. Maka, kita harus secara bijak menggunakan ketiganya secara seimbang.”
“apakah itu artinya aku harus selalu menggunakan hatiku, sebagai sesuatu bagian yang paling ilahi dalam diriku ayah?” tanya sang remaja lagi.
“anakku, ayah tidak berkata bahwa hati adalah bagian paling ilahi dalam dirimu, kau harus menggunakan ketiganya secara seimbang. Dan dengan demikian kau akan menemukan kebenaran dalam dirimu, kebenaran yang akan membebaskanmu, kebenaran yang akan kau tempatkan sebagai prioritas utama dalam hidupmu.
Sama ketika kita melihat seorang pemuda mengemis di persimpangan jalan.
Ketika pertama kali melihatnya, kau akan melihatnya, dan berkata bahwa ia adalah seorang yang susah, seorang yang miskin karena kau melihat pakaiannya yang compang camping dan penampilannya yang lusuh. Itu adalah kebenaran inderawi, karena kau mengandalkan inderamu.
Kemudian, setelah menyadari bahwa ia seorang yang susah, seorang yang miskin, engkau akan tergerak untuk memberikan apa yang kau punya, karena kau merasa memiliki sesuatu yang lebih yang patut untuk diberikan kepadanya. Itu adalah kebenaran, yang lebih baik dari kebenaran pertama, kebenaran yang kita sebut sebagai kebenaran moral. Karena apa gunanya engkau tahu jika engkau tidak bertindak?
Namun, kebenaran ketiga datang ketika engkau melihatnya, dan mengamatinya, ternyata ia sehat, tidak berbadan cacat, dan mengemis hanya karena perilaku malas. Maka kau tidak memberinya uang, dan menawarkannya sebuah pekerjaan, untuk mendidiknya menjadi seorang yang lebih baik, seseorang yang tidak mengandalkan belas kasihan orang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkannya, itu anakku…., adalah kebenaran tertinggi di antara ketiganya, sesuatu yang kita sebut sebagai kebenaran filosofis.
Namun untuk menemukan kebenaran filosofis, kita harus melihat lebih mendalam, mengenal lebih jauh, dan memberi lebih banyak. Untuk itu kita perlu mengorbankan lebih, namun itu adalah kebenaran yang memang sepatutnya kau perjuangkan sebagai kebenaran tertinggi dalam hidupmu anakku.”
“bagaimana aku akan menemukannya ayah?” tanya si anak masih bingung.
“waktu akan mengajarkanmu anakku, kau hanya perlu melihat lebih banyak, mendengar lebih banyak, , merasa lebih banyak, mengerti lebih banyak, bertindak lebih banyak, berpikir lebih banyak dan akhirnya bicara lebih sedikit. Maka waktu akan menyingkapkan ajaran kebijaksanaan tentang menempatkan kebenaran tertinggi dalam hidupmu anakku.”
Si anak mengangguk-anggukkan kepalanya. ….
:')
Seorang remaja, mengeluh karena nilainya jelek sementara nilai temannya lebih baik dari dirinya.
“nilaimu jauh lebih baik dariku, bagaimana mungkin?”
“aku belajar jauh lebih keras darimu teman, ketika kau masih asyik bermain dan menghabiskan hari-harimu dengan melakukan sesuatu yang kau sukai. Aku tenggelam dalam buku pelajaranku, namun yah, aku tidak menyalahkanmu, seorang bijak pernah mengatakan kepadaku ‘hidup adalah tentang menetapkan suatu prioritas , dan secara konsisten selalu menetapkannya sebagai suatu prioritas yang mutlak dalam hidup.’ya, kita hanya menabur apa yang kita tuai, we get what we deserve.” katanya tersenyum penuh makna, sambil mengingat orang bijak yang dimaksudkannya…
"And when you're needing your space to do some navigating, i'll be here patiently waiting to see what you find, cause even the stars they burn some even fall to the earth. We've got a lot to learn, God knows we're worth it. No, I won't give up....."