Senin, 23 Maret 2015

Untuk seorang Kawan

Hari ini kuketik rindu di sebuah layar biru
Untuk seseorang beraut wajah sendu
Menanti hati yang sangat jauh
Menambah luka yang tak kunjung membeku

Hari itu dia gemetar begitu kedinginan
Bertanya sebentar mengapa aku ketakutan
Seperti biasa hawanya hanya bertahan
Melihat awan menjauh lagi pelan-pelan

Hari ini kulukis gambar tatapan tampan
Tentang seorang adam berparas rupawan
Berucap kasar tanpa batasaan
Diam-diam dan tersenyum perlahan

Hari itu kuukir juga sebuah adegan
Tentang pertemuan di belakang Tuhan
Tertutup matanya tuan di kanan
Melipat tangan dan tentu saja sendirian
Lalu? Melirik-lirik aku bertabur angan

Hari ini kusadari bintang tak pernah meninggalkan langit
Batu tak pernah meninggalkan parit
Meski mungkin semua itu terlalu pahit
Manusia pasti akan tetap merasakan sakit

Hari itu kutatap air yang menitik pelan
Dari wajah seorang gadis di pojokan
Memegang mawar tanpa mengarah ke tujuan
Kukira aku bisa merasakan sebuah patahan
Hawa sedang mencari perasaan dalam kepingan..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar